Jumat, 26 September 2008

Buka Puasa Bersama ILUNI 37-91
Berbagi Kebahagian Bersama Yatim Piatu


Jakarta, Kanal 37
Matahari sore menembus rimbun deretan pepohonan di jalan Tanjung. Area ring satu masa Orde Baru berkuasa itu lengang, hingga diusik deru metromini yang datang. Sepuluh tahun lalu, tepatnya pada 1998, moda transportasi itu adalah momok bagi Pasukan anti Huru-Hara (PHH) Kodam Jaya yang bertugas di sana. Pasalnya, bis tanggung itu andalan para demonstran untuk merangsek kawasan tersebut.

Kini tidak ada PHH bertameng dan demonstran dengan ikat kepala, justru puluhan gadis cilik berjilbab dan bocah lelaki berbaju takwa menghambur dari perut bis berwarna jingga merona itu.

Mereka adalah anak-anak yatim piatu dari tiga panti asuhan di Jakarta yang dikerahkan oleh sahibul bait Satrio N. R.. Mereka berasal dari Yayasan Nurul Iman, Srengseng, Yayasan Umat Muslim untuk Kesejahteraan Anak, Cawang dan Yayasan Nurul Ikhlas, Kemayoran.

Ikatan Alumni SMAN 37 angkatan 1991 (ILUNI 37-91) sengaja mengundang para tamu kehormatan itu untuk buka puasa bersama di kediaman Satrio ‘Bejo’ Nur Rachmanto di Jl. Tanjung No. 17, Menteng, Sabtu, (20/9/2008).
(Lihat Foto-foto buka Bersama)

Seraya duduk manis di ruangan yang lebih sejuk ketimbang kabin metromini, mereka menyaksikan film animasi Anak Sholeh yang diputar panitia. Sementara para alumni masih sibuk mempersiapkan piranti acara. Mulai dari kotak donasi hingga konsumsi.

Menjelang pelaksanaan acara, empat bintang utama membatalkan kehadiran. Dengan sigap Lia Ratna, supervisor kegiatan, merevisi susunan acara. Kekhidmatan buka puasa bersama itu ditingkahi kesibukan panitia menata sumbangan konsumsi yang terus berdatangan. Meski gratis, sekitar seratus undangan yang hadir dalam acara tersebut menikmati hidangan yang layak dan berlimpah.

Demikian halnya dengan sedekah dan sumbangan. Selain dapat berbagi dengan bingkisan dan uang untuk 60 yatim piatu yang hadir di acara tersebut, alumni 37-91 juga tidak melupakan delapan yatim di lingkungan keluarga besar ILUNI 37-91.

“Bagi yatim di lingkungan kita, akan didistribusikan segera sebelum Hari Raya Idul Fitri. Ini berlaku juga untuk fidiyah dari teman-teman,” kata Program Officer Buka Puasa Bersama R. Ponco Hartawan kepada Kanal 37.

Yudha Arifianto juga mengomentari kesibukan seluruh alumni, dari berbagai latar belakang, yang tekun menyukseskan Buka Puasa Bersama itu. “Salut gue ama angkatan kita. Kalo ada cara semua jalan dan kompak ngedukung,” kata cowok kalem yang bakal didapuk jadi Deputi Ketua Iluni, setengah berbisik.

Seluruh guru, alumni dan yatim piatu yang hadir duduk mengitari ruang tamu rumah Satrio yang disetting sebagai aula pertemuan dan tempat shalat berjama’ah.

Didampingi Fidina Sari yang didaulat menjadi pembawa acara, Ketua Iluni ILUNI 37-91 Iman Arifiansyah menyampaikan sambutanya. Menurut Iman, acara buka puasa bersama adalah untuk berbagi kebahagian bersama yatim piatu.

“Kami sudah sosialisasikan acara ini ke beberapa angkatan alumni. Mereka mendukung sepenuhnya. InsyaAllah, mereka akan membangun jaringan dengan kita,’ kata Iman optimis.

Mantan Ketua OSIS angkatan 1991 juga menyatakan terima kasih atas dukungan para guru terhadap ILUNI 37-91. “Kedatangan bapak dan ibu guru ke acara ini memotivasi kami untuk membangun ILUNI ini agar lebih bermanfaat bagi sekolah,” papar Iman.

Saat memberi sambutan, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMU 37 Drs. Budi Winahyu mengungkapkan keharuannya. “Bangga kami melihat kalian sekarang ini. Meski 17 tahun berpisah bisa kembali menjalin tali silaturrahim,” kata Pak Budi.

Guru-guru yang hadir dalam acara ini, kata Pak Budi, juga dititipi ucapan terima kasih dari adik-adik dan keluarga yang dibantu alumni. “Mereka berdoa semoga kakak kelasnya angkatan 1991 mendapat pahala dan rejeki berlimpah,” kata Pak Budi.

Seperti diketahui, Reuni 37-91 menyisihkan kelebihan dana kegiatan sebesar Rp 5 juta untuk tiga siswa kurang mampu. Mereka tidak dapat membayar SPP selama empat hingga enam bulan.

Selain berterima kasih, pihak SMU 37 berharap tali silaturahim dengan alumninya tidak terputus. “Meski secara organisasi kita berbeda, tapi masih tetap satu keluarga besar SMAN 37. Dan silaturahim kita ini tidak berhenti di hari ini, tapi berlangsung hingga akhir hayat,” ungkap Pak Budi yang pada 1991 mengajar Fisika.

Sebelum berbuka bersama, para tetamu disuguhi siraman rohani oleh Ustadz H. Abdullah pengasuh Panti Asuhan Nurul Ikhlas, Kemayoran. Inti tausyiah H. Abdullah agar setiap manusia, terutama kaum muslimin menjauhi dusta dan berbuat curang. “Apalagi ini bulan Ramadhan,” kata Ustadz Abdullah.

Dia menekankan, ”kalau sekali kita berbohong, maka selanjutnya susah sekali mendapat kepercayaan dari orang lain.”

Adzan Magrib yang berkumandang menamatkan forum tersebut. Semua alumni yang hadir bahu-membahu menyiapkan ta’jil untuk para yatim. Dilanjutkan dengan shalat Magrib, Isya dan Tarawih berjama’ah. Di akhir acara para guru yang hadir mendapat bingkisan dari alumni 37-91, begitu pula para yatim piatu. Dan acara yang paling ditunggu alumni pun berlanjut: ramah tamah dan foto-foto.


written by Gamal Ferdhi