Kamis, 12 Februari 2009

Tak Bertemu 17 Tahun


MASA SMA adalah nostalgia terindah. Momen itu kerap menempel dalam kenangan dan mengundang keinginan untuk mengulangnya kembali lewat acara reunian. Ketika tidak bertemu sekian lama, tentu memiliki banyak cerita yang tak habis untuk diperbincangkan.

Tak lepas dari itu, wajar sekiranya jika sebuah sekolah memiliki paguyuban alumni. Begitu pula dengan para alumnus SMAN 37 yang lulus di tahun 1991-an. Sekian tahun tidak bertemu ada kerinduan bersama kawan-kawan untuk berkumpul bersama. Kemudian, setelah 17 tahun tak bertemu, perhelatan reuni pertama angkatan tahun 1991 itu pun terwujud pada 9 Agustus 2008. Haru-biru pertemuan angkatan pun meleleh.

Mengingat angkatannya merupakan kelompok usia mapan, para mantan pelajar 90-an itu kemudian menelurkan gagasan untuk membentuk wadah bagi para alumnus. Suatu wadah yang bertujuan mempererat persaudaraan anggota-anggotanya yang telah lama terpisah. Lantas, lahirlah Ikatan Alumni SMAN 37 angkatan 1991 yang biasa mereka sebut ILUNI 37-91.

ILUNI 37-91 dideklarasikan oleh Iman Arifiansyah, sehingga reuni tahun 2008 bisa terlaksana. Setelah itu diadakan pemilihan Ketua ILUNI dengan empat kandidat. Iman mendapat suara terbanyak dan dinobatkan sebagai Ketua ILUNI 37-91. Dalam wadah ini terhimpun sekitar 500 alumni yang terdiri dari berbagai profesi.

Meski baru berusia seumur jagung, ILUNI 37-91 telah banyak melakukan kerja sosial. Semisal, alumni memberikan sumbangan berupa beasiswa pendidikan kepada murid-murid kurang mampu. Dananya terkumpul melalui kocek para alumni.

“Lembaga ini juga membantu teman-teman yang sedang kesulitan. Meski dananya kami dapat dari teman-teman lain yang memiliki rejeki berlebih. Selain kegiatan amal, sejumlah pelatihan guna meningkatkan kapasitas murid SMAN 37 sedang dirancang oleh para ILUNI 37-91,” jelas Iman.

Pasca reuni pada Ramadhan tahun lalu, komunitas ini menggelar buka puasa yang diikuti anak-anak yatim-piatu dari Yayasan Nurul Iman di Srengseng, Yayasan Umat Muslim untuk Kesejahteraan Anak di Cawang, dan Yayasan Nurul Ikhlas dari Kemayoran. Layaknya buka puasa bersama, rangkaian kegiatan diikuti Taushiyah sebelum berbuka dan tarawih.

Written by Yaumil Fadhil, harian MERDEKA (7/2/2009)

Tidak ada komentar: